PROSES BERPIKIR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIEN

Maryanti Maryanti, Zulfarazi Zulfarazi

Abstrak

Matematika memiliki objek yang abstrak sehingga untuk memahaminya tidak cukup hanya dengan menghafal tetapi dibutuhkan adanya proses berpikir. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan proses berpikir dan menganalisa kesulitan siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya ditinjau dari adversity quotient. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang subjek penelitian adalah siswa kelas XII SMAN 1 Banda Aceh yang terdiri dari  tiga  siswa. Pemilihan subjek menggunakan teknik pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling) dan didasarkan   pada tingkat AQ  (climber,   camper, dan  quitter)   dan   kelancaran komunikasi (lisan dan tulisan) siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara berbasis tugas, kemudian dilakukan triangulasi  untuk  memeriksa keabsahan data. Data dianalisis dengan menggunakan konsep Miles dan Huberman: meliputi  tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa;  (1)  subjek climber  melakukan  proses  berpikir  secara  asimilasi dalam   memahami,    menyusun   rencana    penyelesaian,    dan   memeriksa    Kembali penyelesaian  masalah.  Sementara   itu, dalam  melaksanakan  rencana   penyelesaian masalah proses berpikir yang dilakukan adalah asimilasi dan akomodasi. Kesulitan yang dialami subjek climber dalam memecahkan masalah matematika adalah kesulitan dalam memahami beberapa makna soal dari masalah yang diberikan, (2) subjek camper juga melakukan proses berpikir  secara  asimilasi  dalam memahami,  menyusun  rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali penyelesaian masalah. Namun, melakukan proses berpikir secara asimilasi dan akomodasi dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah. Kesulitan   yang   dialami   subjek camper dalam memecahkan masalah matematika  disebabkan lupa konsep,  kesulitan memahami makna soal dari  masalah yang  diberikan  dan terkadang  juga kurang teliti ketika memecahkan masalah,  dan (3) subjek  quitter  melakukan  proses  berpikir   secara  asimilasi  dan  akomodasi dalam memahami dan melaksanakan rencana penyelesaian masalah. Sementara itu, dalam menyusun rencana   penyelesaian dan memeriksa   kembali  penyelesaian   masalah dilakukan proses berpikir secara asimilasi. Kesulitan yang dialami subjek quitter dalam memecahkan masalah matematika disebabkan belum memahami dengan baik beberapa konsep dalam matematika, kesulitan memahami makna soal dari masalah yang diberikan dan kurang teliti ketika memecahkan masalah.

Kata kunci:  Proses  Berpikir,  Pemecahan Masalah,  Langkah Langkah  Polya,  Adversity Quotient (AQ).

 

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

An, Shuhua, & Wu, Zhonghe. (2012). Enhanching Mathematics Teachers’ Knowledge of Students’ Thinking from Assessing and Analyzing Misconceptions in Homework. International Journal of Science and Mathematics Education, 10, 717-753.

Blake, Barbara, & Pope, Tambra. (2008). Developmental Psychology: Incorporating Piaget’s and Vygotsky’s Theories in Classrooms. Journal of Cross-Disciplinary Perspectives in Education, 1 (1), 59-67.

Firmanti, Pipit. (2014). The Process of Deductive Thinking at 8th Grade Students with High Math Skill in Completing Geometric Proof. Proceeding of International Conference on Research, Implementation and Education of Mathematics and Sciences 2014, Yogyakarta State University, 391-398.

Gage, N. L. & Berliner, D. (1984). Educational Psychology Third Edition. Boston: Houghton Mifflin Company.

Harian Kompas, ( 14 Desember 2012). Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun.

, ( 5 Desember 2013). Skor PISA: Posisi Indonesia Nyaris Jadi Juru Kunci.

Herawati, Susi. (1994). Penelusuran Kemampuan Siswa Sekolah Dasar dalam Memahami Bangun-bangun Geometri. (Studi Kasus di kelas V SD No. 4 Purus Selatan). Tesis magister, tidak diterbitkan, IKIP Malang.

Jazuli, Akhmad. (2009). Berpikir Kreatif dalam Kemampuan Komunikasi Matematika.

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Volume 2, 209-220.

Lerner, J. W .(1981). Learning disabilities : Theories, diagnosis, dan teaching strategies. Boston: Houghton Mifflin Company.

Miles, M. B., & Huberman. A. (1992) . Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Unversitas Indonesia.

Muzangwa, J., & Chifamba, P. (2012). Analyis of Errors and Misconceptions in the Learning of Calculus by Undergraduate Students. Acta Didactica Napocencia, 5(2), 1-10.

NCTM. (2010). Why is Teaching with Problem Solving Important to Student Learnig?. Diakses pada tanggal 28 Februari 2014, dari http://www.nctm.org /Research_brief_14_-_Problem_Solving.pdf

Ngilawajan, D. A. (2013). Proses Berpikir Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Turunan Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Independent dan Field Dependent. Pedagogia, 1 (2), 71-83.

Ormrod, J. E. (2008). Psikologi Pendidikan (Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang). Penerjemah: Amitya Kumara. Jakarta: Erlangga.

Piaget, J., & Inhelder, B. (1969). The Psychology of the Child. London and Henley: Routledge & Kegan Paul

Polya, G. (1973). How to Solve It: A New Aspect of Mathematical Method. New Jersey: Priceton University Press.

Prakitipong, N., & Nakamura, S. (2006). Analysis of Mathematics Performance of Grade Five Students in Thailand Using Newman Procedure. Journal of International Cooperation in Education, 9(1), 111-122.

Santrock, J. W. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.

Serambi Nasional, (7 Desember 2013). Mutu Pendidikan RI Terendah di Dunia.

Siswono, T. Y. E. (2002). Proses Berpikir Siswa dalam Pengajuan Soal. Konferensi Nasional Matematika XI, 22-25 Juli 2002, Malang.

Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Soedjono. (1994). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Someren, V., Maarten, W.Y.F.B., & Jacobijn A.C.S. (1994). The Think Aloud Method: A Pratical Guide to Modelling Cognitive Processes. London: Academic Press.

Stoltz, P. G. (2000). Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sudarman. (2011). Proses Berpikir Siswa Quitter pada Sekolah Menengah Pertama dalam Menyelesaikan Masalah Matematika. Edumatica, 1 (2), 15-24.

Supardi, U. S. (2013). Pengaruh Adversity Quotient Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Formatif, 3(1), 61-71.

Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jeans Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Widdiharto, Rachmadi. (2008). Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan Alternatif Proses Remidinya. Jakarta: Depdiknas.

Widodo, S.A. (2012). Proses Berpikir Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Dimensi Healer. Prosiding, FMIPA UNY, 85,796-800.

Yulaelawati. E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya.