PENGARUH LAMA FERRMENTASI DAN PEMBERIAN NATRIUM KARBONAT (Na2CO3) PADA MUTU BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.)

Bukhari Bukhari

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi dan pemberian Natrium Karbonat (Na2CO3) serta interaksinya terhadap mutu biji kakao (Theobroma cacao L). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tehnik Pasca Panen Jurusan Tehnik Pertanian dan laboratorium Analisis pangan dan Pengolahan Pasca Panen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Pelaksanaan penelitian berlangsung dari tanggal 25 Agustus s/d tanggal 3 September 2015, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor yang diteliti ada 2 yaitu faktor lama fermentasi (L) ada 4 taraf yaitu : L1 = 0 (tanpa fermentasi), L2 = 2 hari fermentasi, L3 = 4 hari fermentasi, L4 = 6 hari fermentasi. Faktor pemberian Na2CO3 (A) ada 4 taraf yaitu : A0 = 0 % , A1 = 2 %, A2 = 4 %, A3 = 6 %. Dengan demikian terdapat 16 kombinasi perlakuan dengan 2 ulangan, sehingga diperoleh 32 satuan percobaan. Parameter yang diamati meliputi kadar air, lemak, pH, ALB dan Uji Organoleptik. Pengukuran pH menggunakan pH meter, asam lemak bebas (ALB) diukur dengan menggunakan metoda Sudarmadji et al., 1996. dan uji organoleptik.
Hasil pengamatan menunjukkan Lama fermentasi berpengaruh nyata, perlakuan alkalisasi serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air. Perlakuan terbaik untuk kadar air adalah fermentasi 4 hari. Lama fermentasi, perlakuan alkalisasi, dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap kadar lemak biji kakao yang dihasilkan. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan fermentasi 6 hari yaitu 50,36%. Sedangkan kadar lemak terendah terdapat pada perlakuan 2 hari fermentasi dan alkalisasi yaitu 48,92%. Perlakuan terbaik untuk lemak adalah fermentasi 6 hari dan alkalisasi. Lama fermentasi, perlakuan alkalisasi, dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap pH biji kakao. pH biji kakao setelah fermentasi berkisar antara 5,1-5,24, sedangkan pH setelah alkalisasi berkisar antara 6,53-6,88. Perlakuan terbaik untuk pH adalah fermentasi 4 hari dan alkalisasi. Lamanya fermentasi, alkalisasi, dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap Asam Lemak Bebas (ALB) yang ada pada biji kakao. ALB terendah ada pada fermentasi 4 hari dan setelah alkalisasi sedangkan yang tertinggi adalah pada biji kakao yang tidak mengalami perlakuan fermentasi. Perlakuan terbaik untuk asam lemak bebas adalah fermentasi 4 hari dan alkalisasi. Warna biji kakao yang dominan dipilih oleh para panelis pada uji organoleptik adalah warna coklat, aroma yang dominan dipilih adalah aroma khas coklat, tekstur yang dominan dipilih adalah agak halus, sedangkan untuk tingkat kerapuhan panelis dominan memilih agak rapuh.

Kata kunci : lama fermentasi, natrium karbonat, biji kakao

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

Atman, A.S. 2006. Pentingnya Proses Fermentasi Biji Kakao. http://www.iptek.net.id 26 Februari 2011.

Dini Syafitri. 2010. Teknologi Fermentasi dalam Pengolahan Biji Kakao. Blog Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Universitas Andalas. Padang Sumatra Barat.

Elna Karmawati dan Zainal, Ir. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Pusat penelitian dan Pengembangan Perkebunan.

Firdaus, AB, Nasriah, A. Yani. 2008. Teknologi budidaya Kakao. Balai Besar Pengakajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Herman dan S. Wardani. 2004. Perkembangan dan Prospek Komoditas kakao. J. Tinjauan Komoditas Perkebunan Edisi Juni vol.II (2) : 135-156.

Supriyanto, H. 2012. Teknologi Coklat. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Susanto, Ir. FX. 1994. Budidaya dan Pengolahan Hasil Tanaman Kakao. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Langkong, J., E. Ishak., M. Bilang., dan J. Muhidong. 2009. Pemetaan Lemak dari Biji Kakao di Sulawesi Selatan. Jurusan Tehnik Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Makassar.

Mulato Sri, Sukrisno Widyatomo, Misnawi, dan Edy Suharyanto. 2005. Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember.

Purwanti. 2004. Penelitian Laboratorium Analisis dan Organoleptik untuk industri Pangan dan Hasil Pertanian. Jurnal Ilmu Pertanian UGM. Yogyakarta.

Setyohadi. 2002. Dasar-dasar Tehnologi Fermentasi dan Pengeringan Biji Kakao dalam Seminar Energi Surya, Surabaya.

Soetaryo dan Situmorang. (2005). Pengolahan Produk Primer dan Sekunder kakao. Pusat Penelitian kopi dan kakao Indonesia, Nasution, Z, 1985, pengolahan Coklat, Agroindustri Press, Jurusan tehnologi pertanian, Fakultas Teknologi pertanian, Institut pertanian Bogor. Bogor.

Sudarmadji, Slamet, Haryano, Bambang Suhardi. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Pustaka Pertanian. Yogyakarta.

Sunanto, H. 1994. Cokelat, Budidaya, Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya. Kanisius, Yogyakarta.

Suryani, Dinie, Zulfebriansyah, 2007. Komoditas Kakao : Potret dan Peluang Pembiayaan. Economic Review : 210. Desember 2007.

Wahyudi, T, T.R. Panggabean, dan Pujiyanto. 2008. Panduan lengkap Kakao. Penebar Swadaya. Jakarta.

Widyotomo, S., Sri-Mulato, Suharyanto, E. 2004. Pemecahan Buah dan Pemisahan Biji Kakao Secara Mekanis. Warta pusat penelitian kopi dan kakao Indonesia, Jember.

Widyatomo, Sukrisno. 2008. Teknologi Fermentasi dan Vertifikasi Pulpa Kakao Menjadi Yang Bermutu dan Bernilai Tumbuh. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Review Penelitian Kopi dan Kakao. 24(1), 65-82.