BAHASA DALAM FILOSOFI PERSONAL BERDASARKAN PERSPEKTIF MIGUEL DE UNAMUNO Y JUGO

Jun Naidi, Fathur Rokhman, Tommi Yuniawan

Abstrak


Artikel ini mendalami pemikiran Miguel de Unamuno y Jugo mengenai keterkaitan antara bahasa, filsafat, dan dimensi emosional dalam eksistensi manusia. Sebagai seorang intelektual terkenal, Unamuno menekankan bahwa filsafat adalah representasi dari pengalaman emosional dan spiritual manusia, bukan hanya latihan intelektual semata. Dia mengajak untuk merenungkan kompleksitas perasaan batin yang membentuk pemahaman filosofis dan memotivasi sikap dalam menghadapi misteri eksistensi. Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif dengan menganalisis karya-karya Unamuno terkait bahasa dan filsafat. Hasilnya mengungkapkan pandangan Unamuno tentang optimisme, pesimisme, dan hubungan kompleks antara bahasa dan eksistensi manusia. Bahasa, sebagai medium ekspresi, memungkinkan individu mengartikulasikan pemikiran filosofis dan merumuskan identitas diri. Terdapat pertentangan antara bahasa dan keberadaan manusia, di mana bahasa kadang-kadang tidak cukup untuk merangkum realitas eksistensial. Melalui konsep bahasa sebagai pintu menuju identitas diri, Unamuno menggambarkan bagaimana bahasa membantu membentuk hubungan antara individu dan komunitas. Pemikiran filosofis Unamuno mencerminkan pandangan ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang menekankan eksistensialitas dan subjektivitas. Artikel ini mengakui keterbatasan bahasa dalam merumuskan realitas kompleks dan menyoroti peran penting bahasa dalam mengungkapkan nilai dan etika dalam konteks filsafat individu. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mendalami dinamika pertentangan antara bahasa dan eksistensi manusia serta eksplorasi nilai dan etika dalam pemikiran filosofis individual.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Bahrum. (2013). Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi. Sulesana, (8)2, 35-45.

Charolina, N. M., & Jamilah, N. Q. Hubungan Bahasa dengan Filsafat: Filsafat Bahasa.

Fadli, M. R. (2021). Memahami Desain Metode Penelitian Kualitatif. Huma-nika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 21(1), 33-54.

Hidayat, S.N. (2014). Hubungan Berbahasa, Berpikir, dan Berbudaya. Jurnal Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, 11(2), 190-205.

Junaidi, J., & Wardani, V. (2019). Konteks Penggunaan Bahasa Tabu Sebagai Pendidikan Etika Tutur Dalam Masyarakat Pidie. Jurnal Serambi Ilmu, 20(1), 1-18.

Luzuriaga, G. (1947). La Filosofía Contemporánea en América y España [Contemporary Philosophy in America and Spain]. Losada.

Mailani, O. (2022). Bahasa Sebagai Alat Komunikasi dalam Kehidupan Manusia. Jurnal Kampret, 1(2), 1-10.

Marsilia, M. (2013). “Bab dalam Skripsi”. library uns.ac.id-digilib uns.ac.id (diunduh pada 25 Agustus 2023 dalam BAB II.pdf).

Noermanzah, N. (2020). “Bahasa sebagai Alat Komunikasi, Citra Pikiran, dan Kepribadian.” Disampaikan padaPertemuan, Ilmiah Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Bengkulu.

Oktarizka, O., Endelta, I., Lestari, R. E., Wita, W., Kuntarto, E., & Noviyanti, S. (2018). Mengkaji Hakikat Dan Filosofi Bahasa. Repository Unja.

Unamuno, M. De. (1912). Del Sentimiento Trágico de La Vida en Los Hombres y en Los Pueblos [The Tragic Sense of Life in Men and Peoples]. Ediciones Cátedra. Unamuno, M. De. 1924. Losada.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.